Sabangkota.com | Tahun baru Islam, 1 Muharram
1436 Hijriah diharapkan menjadi momen penting untuk melakukan muhasabah
atau refleksi diri. Refleksi ini bertujuan untuk merenungi kembali
perjalan hidup yang telah dilewati, baik yang berdampak positif maupun
negatif, baik maupun buruk, kebaikan maupun dosa.
Hal itu disampaikan Ustaz Dr H Zulkarnaini Abdullah MA dalam tausiahnya pada peringatan 1 Muharram
1436 Hijriah yang bertajuk “Menyambut Tahun Baru Islam: Menghayati
Makna Hijrah di Era Modern” di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda
Aceh, Sabtu (25/10).
Turut hadir Wali Nanggroe Malik Mahmud,
Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Kapolda Irjen Pol Husein Hamidi, Pangdam
IM Mayjen TNI Agus Kriswanto, para undangan dan masyarakat.
Menurut
Zulkarnaini, refleksi diri tidak mesti dilakukan pada awal tahun,
tetapi harus dilakukan setiap saat, baik sedang dalam keadaan senang
maupun sedih. “Dengan cara seperti ini insya Allah kita akan dapat
membangun bangsa kita menjadi bangsa yang well educated dan civilized,
terpelajar, dan beradab,” ujar Ketua STAIN Cot Kala Langsa itu.
Sebab,
katanya, peristiwa hijrah yang dihadapi Nabi Muhammad saw bersama
sahabat mengalami tantangan besar dalam mewujudkan misi dakwah untuk
menciptakan perubahan ke arah yang baik. Mereka mendapat perlakuan keji,
penganiayaan, dan bahkan pengisolasian dari kaum musyrikin Mekkah.
“Mereka dipaksa untuk kembali kepada keyakinan jahiliah,” terangnya.
Ia
menjelaskan, hijrah dalam arti sesungguhnya adalah pengorbanan, gerakan
perubahan, gerakan intelektual dan sebuah transformasi budaya. Sebab,
hijrah bertujuan untuk kemajuan. “Manusia yang picik akalnya dan sempit
pikirannya tidak akan pernah maju,” tegasnya.
Itu sebabnya, ia
mengajak semua masyarakat Aceh untuk memanfaatkan momen sangat baik ini
guna membangun semangat baru dalam beragama, berkarya dan beraktivitas.
“Hijrah mengharuskan kita melawan kejumudan serta membukakan peluang
yang lebar untuk mengakses pengetahuan dan pengalaman yang kaya,”
katanya.
Sementara Gubernur Zaini Abdullah dalam sambutannya
mengatakan bahwa hijrah adalah sarana untuk memperbaiki diri dan menata
kehidupan yang lebih baik. “Bagi pemerintah Aceh, peringatan 1 Muharram
1436 Hijriah sebagai momentum evaluasi untuk melihat kembali yang telah
dicapai dan kendala yang ada, sehingga ke depan menjadi lebih baik,”
kata dr Zaini.
Menurutnya, evaluasi kinerja dan kendala yang
dihadapi selama ini, harus menjadi pendorong dalam membangun Aceh.
“Pemerintah Aceh sangat mengharapkan adanya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dengan cara menjaga perdamaian, kekompakan, dan persatuan,”
pinta Gubernur Zaini.
Sementara itu, kegiatan peringatan Tahun
Baru Islam 1436 Hijriah ini juga dimeriahkan dengan karnaval yang
diikuti oleh para siswa dari tingkat PAUD hingga SMA, yang diadakan di
seluruh Aceh. Di Banda Aceh dilaporkan ribuan peserta karnaval terdiri
dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), murid SD,
pelajar SMP, siswa SMU dan santri dayah dalam wilayah Kabupaten Aceh
Besar dan Kota Banda Aceh.
Peserta karnaval mempersembahkan
penampilan dan kreatifitas terbaiknya serta membawa berbagai kenderaan
hias. Selain turut memeriahkan tahun baru Islam, peserta karnaval juga
dilombakan oleh panitia penyelengara dengan memperebutkan uang tunai
sebesar Rp 4 juta dan piala untuk Juara I, sedangkan Juara II dan III
masing masing mendapat Rp 3 juta dan Rp 2,5 juta.
Para peserta
karnaval dilepas tepat pukul 08:00 WIB kemarin dan dibagi dalam dua rute
berbeda. Para peserta tingkat PAUD dan Taman Kanak-kanak (TK) menempuh
rute lebih pendek, yakni start dari Blang Padang dan finish di Musium
Negeri Aceh (Rumoh Aceh). Sedangkan para peserta karnaval tingkat SD,
SMP dan SMA (sederajat) finish di depan Mesjid Raya Baiturrahman.
(Sumber : aceh.tribunnews.com)
0 comments:
Post a Comment